Friday, May 16, 2014

Budaya Nikah Muda

Huft udah lama bgt aku off sejenak dari dunia bloging dikarenakan berbagai hal dan alasan :D
Alhamdulillah dengan suasana yang tenang kini balik lagi untuk nulis. Nulis apa saja, yang penting enak dibaca dan (semoga) bermanfaat bagi pembaca ;)
Satu lagi, semoga bisa istiqomah untuk selalu nulis ditengah kesibukan yang ga' kunjung ada habisnya. Aamiin...

Pada kesempatan yang indah ini aku ingin membicarakan tentang perintah Allah yang ada dalam Al Qur'an, yaitu perintah untuk menikah. 
"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya), Maha Mengetahui." (Q.S An Nur : 32)

Perintah Allah untuk menikah
jelas-jelas telah tercantum dalam kitab suci Al Qur'an. Dewasa ini nikah muda menjadi salah satu trend anak muda. Ada banyak alasan yang menjadi alasan mereka melakukan pernikahan dengan usia yang masih muda dengan jiwa emosi yang belum stabil. Diantaranya ingin segera punya pendamping hidup, menjaga diri dari maksiat, ingin menyempurnakan separuh agama, dll. 

Aku punya ingin berbagi dengan pembaca tentang nikah muda. Cerita ini memang bukanlah cerita pribadiku, namun ini cerita temanku. Aku mempunyai seorang teman yang masih kuliah sambil bekerja. Seperti umumnya perempuan lain, kami saling berbagi cerita. Dia bercerita kalau 2 minggu lagi dia akan melangsungkan pernikahan dengan pacarnya. Alhamdulillah, kataku. Namun ternyata di balik rencana pernikahan indahnya itu, dia masih mempunyai keraguan tentang masa depannya setelah menjadi seorang istri. Jika sudah menikah, dia tidak lagi diizinkan untuk kuliah dan kerja lagi oleh suaminya. Padahal dia baru semester 2 di universitas swasta dan ingin menjadi seorang sarjana. Ketika aku tanya alasan dia tentang nikah mudanya itu (temanku baru berusia 20 tahun), dia bilang kalau dia ingin punya suami yang bisa jaga dia. Dia tidak ingin salah dalam pergaulan. Namun disisi lain dia juga ingin menjadi seorang sarjana seperti saudara-saudaranya. Problem yang sangat membingungkan untuk seorang remaja dengan kondisi jiwa yang belum stabil. Jika dia melanjutkan pernikahan itu, cita-citanya pupus. Jika dia membatalkan pernikahan yang sudah dirancang itu, maka hati kedua orang tuanya akan sangat kecewa, malu dan terpukul karena undangan telah disebar mengingat orang tuanya merupakan tokoh yang cukup terpandang di daerahnya. 

Ada pelajaran yang dapat aku ambil dari cerita temanku itu. Ternyata tidak semua pernikahan dapat membuat tentram hati seseorang. Kondisi kejiwaan yang belum stabil dan pemikiran pendek remaja akan menjadi hal negatif yang membuat pernikahan (mungkin) tidak bisa bertahan lama. Berbagai gejolak yang saling bertentangan dalam pikirannya bisa saja membuat seseorang tertekan. Maka bagi siapa pun yang ingin menikah muda, silakan, lakukanlah! Allah saja telah memerintahkan hambaNya untuk menikah. Namun pikirkanlah dengan baik-baik. Jika masih ada keraguan di hati, rajin-rajinlah berkomunikasi dengan Allah ;)

No comments:

Post a Comment